ALL ABOUT CVT DAN V-BELT

1. CVT (continuously variable transmission)


CVT, lengkapnya continuously variable transmission, merupakan salah satu sistem pemindah tenaga otomatis yang banyak digunakan saat ini. Perbedaan dasar CVT dibandingkan dengan pemindah tenaga lain, seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, adalah cara meneruskan torsi dari mesin ke roda.
Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikan putaran ke roda sebagai penggantinya, digunakan dua puli dan sabuk logam. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi, maka pada CVT tidak ada perbandingan gigi seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, yang ada adalah perbandingan putaran dari terendah sampai tertinggi. Perpindahan gigi tidak terjadi secara dramatis, misalnya 1 ke 2, 3, dan seterusnya demikian sebaliknya. Begitu injakan pedal gas dan kondisi beban mesin berubah, CVT akan mengubah perbandingan putaran yang akan dipindahkannya ke roda secara otomatis. Karena itulah dinamakan continuously variable transmission. Jadi , transmisi ini akan melakukan pergantian perbandingan secara terus-menerus.

Cara kerja CVT

Drive Pulley dihubungkan ke crankshaft engine, sedangkan driven pulley dihubungkan ke driveshaft. yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley adalah rubber belt. Jika radius drive pulley meningkat, maka radius driven pulley menuru. (iya donk.. kalau sama-sama meningkat… putus tuh belt). Jika radius drive pulley kecil, dan radius driven pulley besar maka rotational speed driven pulley menurun, dan ini untuk low gear. Demikian juga sebaliknya jika drive pulley membesar, dan driven pulley mengecil, maka rotational speed meningkat dan ini untuk ‘high gear’.


Karena sistemnya begini (ada drive pulley dan driven pulley), maka number gear rationya jadi tidak terbatas, dan juga tidak kehilangan tempo jika ingin pindah gigi. sebagaimana yang dilakukan di manual transmission. Pengetesan CVT di luar negeri yang membandingkan CVT dan manual transmission dapat ditarik kesimpulan sbb :

Penggunaan CVT meningkatkan performance sekitar 35% dibandingkan manual transmission. CVT hanya membutuhkan waktu sekitar 75% daripada manual transmission untuk mencapai kecepatan 100km/h.

2. V Belt

V-belt seperti rantai, tugasnya meneruskan putaran mesin sampai roda belakang skubek. Kendalanya sampai sekarang belum didapat v-belt racing yang kuat dari standar. Akhirnya buat balap, tetap pakai standar namun lebih cepat ganti.

Coki alias Yessy Liga Siswanto dari JP Racing sudah pernah riset. Bahkan, beberapa v-belt racing buatan luar dicobanya. Namun, tetap saja putus.
Sebagai solusi, tetap menggunakan v-belt standar. Namun batas pakainya lebih cepat. “Habis balap harus dilepas,” jelas Beny Pria ‘Baong’ Nursandi, pembalap seeded bangkotan yang kini melirik balap skutik
Goday, mekanik JP Racing kasih penjelasan rinci. Katanya demi keamanan setiap 15 lap harus ganti v-belt. Sebab berisiko fatal jika sampai putus. “Bahayanya seperti putus cinta. Iya puli depan (driven pully) kerap rompal akibat v-belt putus,” tambah Beny.

Itu ditangkap Mitra2000 yang terkenal dengan TDR-nya. Maklum, Mitra2000 sudah banyak bereksperimen, sebelum balap skubek rame. Masih ingat kan, skubek milik Mitra200 yang menarik mobil off-road bongsor. Nah, itu saja, V-BELT TDR gak putus-putus. Apalagi hanya menarik motor.

Padahal, tuh skubek menghela beban yang ruar biasa berat. “Mitra2000 melakukan riset v-belt atas dasar standar. Basicnya, harus berpatokan pada v-belt asli pabrik. Itu yang dilakukan,” sebut Tedy Hartono, bos Mitra2000.

Singkat cerita, Mitra2000 yang bermitra dengan Bando Manufacturing Thailand (BMT) Ltd., yang tentu, bermarkas di Thailand. BMT sebagai penyuplai v-belt resmi pabrikan pabrikan Jepang. Punya basic atau ukuran kekuatan sabuk standar pabrik. “Khusus untuk TDR dibikin lebih kuat lagi,” rinci Tedy yang sedang ke Thai untuk menangkap Gajah Putih lalu diikat pakai v-belt TDR. Maksud, loe? Iya, itu tanda sabuk TDR kuat. He, he…

Pantas TDR berani jadi sponsor resmi balap skubek yang akan dipentas 4 seri sepanjang 2009 ini. “Bahkan TDR berani kasih kepada semua tim dan pembalap untuk memakainya. Ini komitmen Mitra2000 untuk membuat produk berkualitas,” timpal Beny Rachmawan, juru bicara TDR.

Selain v-belt standar dan TDR, pilihan lain bisa buatan Marathon. Merek racing dibanderol murah ini tak kalah kuat dengan versi standar. Mungkin lebih kuat karena Marathon dibuat oleh pabrikan Mitsubhosi yang mengantongi lisensi Jepang.

“V-belt Mitshubhosi ukuranya lebih lebar dari standar. Lebih tahan,” jelas Ergus pemilik toko dan tim R-59 Racing dari Jl. Dewi Sartika, No. 32, Ciputat, Tangerang. Ergus pasang di Mio balap pacuannya sendiri saat ikut road race skubek di Sentul Kecil beberapa waktu lalu.

PULI

Puli terdiri dari 2 macam,yaitu puli primer dan sekunder.Banyak sekali puli yang di jual di aftermarket dari segi harga maupun kualitas barang itu sendiri,tergantung kocek yang brother keluarkan,maklum saatini skutik memang lagi menjamur di kalangan roda dua.
Sekarang gw bahas dulu nih utk puli primer...!!OC...!!!!
Untuk beli puli racing dipasaran tersedia baragam merek,seperti CLD , RRGS , KITACO,dan yang paling diminati KAWAHARA.
Untuk keempat part diatas,dibanderoli mulai 200-400 ribu rupiah.
Adapun fungsi puli racing ini dapat membuat nafas motor jadi panjang. Dikarenakan sudut kemiringan di permukaan puli racing yg lebih tirus dibanding bawaan standar,sehingga Belt CVT bs bergangsing psampai sisi luar puli.
Itupun bilamana menyeting dengan akselerasi maximal,seperti penggantian ROLLER dengan beragam merek dan ukuran.

Komentar

  1. Bro kalau kita ganti roller selang seling itu 7dan9g truss di ganti jga cvt 1500 nya itu bagaimana tarikan nya bro buat motor Fino 125

    BalasHapus
  2. Bang kalok motor vario 110 pake roller 8gram seling 9 gram sma per cvt 1500 RPM bagus gak untuk tarikan awal bang?? Tolong di jawab bang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer